Gula sebagai komoditi
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Meskipun demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti kelapa. Sumber-sumber pemanis lain, seperti umbi dahlia,
anggir, atau jagung, juga menghasilkan semacam gula/pemanis namun bukan
tersusun dari sukrosa. Proses untuk menghasilkan gula mencakup tahap
ekstrasi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian melalui distilasi (penyulingan).
Negara-negara penghasil gula terbesar adalah negara-negara dengan iklim hangat seperti Australia, Brazil, dan Thailand. Hindia-Belanda
(sekarang Indonesia) pernah menjadi produsen gula utama dunia pada
tahun 1930-an, namun kemudian tersaingi oleh industri gula baru yang
lebih efisien.
Pada tahun 2001/2002 gula yang diproduksi di negara berkembang dua kali lipat lebih banyak dibandingkan gula yang diproduksi negara maju. Penghasil gula terbesar adalah Amerika Latin, negara-negara Karibia, dan negara-negara Asia Timur.
Lain halnya dengan bit, gula bit diproduksi di tempat dengan iklim yang lebih sejuk, Eropa
Barat Laut dan Timur, Jepang utara, dan beberapa daerah di Amerika
Serikat, musim penumbuhan bit berakhir pada pemanenannya di bulan
September.
Pemanenan dan pemrosesan berlanjut sampai Maret di beberapa
kasus. Lamanya pemanen dan pemrosesan dipengaruhi dari ketersediaan
tumbuhan, dan cuaca. Bit yang telah dipanen dapat disimpan untuk di
proses lebih lanjut, namum bit yang membeku tidak bisa lagi diproses.
Pengimpor gula terbesar adalah Uni Eropa.
Peraturan pertanian di EU menetapkan kuota maksimum produksi dari
setiap anggota sesuai dengan permintaan, penawaran, dan harga. Sebagian
dari gula ini adalah gula "kuota" dari industry levies, sisanya adalah gula "kuota c" yang dijual pada harga pasar tanpa subsidi. Subsidi-subsidi tersebut dan pajak
impor yang tinggi membuat negara lain susah untuk mengekspor ke negara
negara UE, atau bersaing dengannya di pasar dunia. Amerika Serikat
menetapkan harga gula tinggi untuk mendukung pembuatnya, hal ini
mempunyai efek samping namun, banyak para konsumen beralih ke sirup jagung (pembuat minuman) atau pindah dari negara itu (pembuat permen)
Pasar gula juga diserang oleh harga sirup glukosa yang murah. Sirup
tersebut di produksi dari jagung (maizena), Dengan mengkombinasikannya
dengan pemanis buatan pembuat minuman dapat memproduksi barang dengan
harga yang sangat murah.
Sejarah singkat pergulaan di Indonesia
Sumber gula di Indonesia sejak masa lampau adalah cairan bunga (nira) kelapa atau enau, serta cairan batang tebu. Tebu adalah tumbuhan asli dari Nusantara, terutama di bagian timur.Ketika orang-orang Belanda mulai membuka koloni di Pulau Jawa kebun-kebun tebu monokultur mulai dibuka oleh tuan-tuan tanah pada abad ke-17, pertama di sekitar Batavia, lalu berkembang ke arah timur.
Puncak kegemilangan perkebunan tebu dicapai pada tahun-tahun awal 1930-an, dengan 179 pabrik pengolahan dan produksi tiga juta ton gula per tahun[1]. Penurunan harga gula akibat krisis ekonomi merontokkan industri ini dan pada akhir dekade hanya tersisa 35 pabrik dengan produksi 500 ribu ton gula per tahun. Situasi agak pulih menjelang Perang Pasifik, dengan 93 pabrik dan prduksi 1,5 juta ton. Seusai Perang Dunia II, tersisa 30 pabrik aktif. Tahun 1950-an menyaksikan aktivitas baru sehingga Indonesia menjadi eksportir netto. Pada tahun 1957 semua pabrik gula dinasionalisasi dan pemerintah sangat meregulasi industri ini. Sejak 1967 hingga sekarang Indonesia kembali menjadi importir gula.
Macetnya riset pergulaan, pabrik-pabrik gula di Jawa yang ketinggalan teknologi, tingginya tingkat konsumsi (termasuk untuk industri minuman ringan), serta kurangnya investor untuk pembukaan lahan tebu di luar Jawa menjadi penyebab sulitnya swasembada gula[1].
Pada tahun 2002 dicanangkan target Swasembada Gula 2007[2]. Untuk mendukungnya dibentuk Dewan Gula Indonesia pada tahun 2003 (berdasarkan Kepres RI no. 63/2003 tentang Dewan Gula Indonesia)[3]. Target ini kemudian diundur terus-menerus[2].
Macam-macam gula
1. Gula merah
Gula merah atau gula Jawa biasanya diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan. Gula merah yang dipasarkan dalam bentuk bubuk curah disebut sebagai gula semut.2. Gula tebu
Gula tebu kebanyakan dipasarkan dalam bentuk gula kristal curah. Pertama tama bahan mentah dihancurkan dan diperas, sarinya dikumpulkan dan disaring, cairan yang terbentuk kemudian ditambahkan bahan tambahan (biasanya menggunakan kalsium oksida) untuk menghilangkan ketidakkemurnian, campuran tersebut kemudian diputihkan dengan belerang dioksida. Campuran yang terbentuk kemudian dididihkan, endapan dan sampah yang mengambang kemudian dapat dipisahkan. Setelah cukup murni, cairan didinginkan dan dikristalkan (biasanya sambil diaduk) untuk memproduksi gula yang dapat dituang ke cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses kristalisasi.Gula batu adalah gula tebu yang tidak melalui tahap kristalisasi. Gula kotak/blok adalah gula kristal lembut yang dipres dalam bentuk dadu. Gula mentah (raw sugar) adalah gula kristal yang dibuat tanpa melalui proses pemutihan dengan belerang. Warnanya agak kecoklatan karena masih mengandung molase.
3. Gula bit
Setelah dicuci, bit kemudian di potong potong dan gulanya kemudian di ekstraksi dengan air panas pada sebuah diffuse. Pemurnian kemudian ditangani dengan menambahkan larutan kalsium oksida dan karbon dioksida. Setelah penyaringan campuran yang terbentuk lalu dididihkan hingga kandungan air yang tersisa hanya tinggal 30% saja. Gula kemudian diekstraksi dengan kristalisasi terkontrol. Kristal gula pertama tama dipisahkan dengan mesin sentrifugal dan cairan yang tersisa digunakan untuk tambahan pada proses kristalisasi selanjutnya. Ampas yang tersisa (dimana sudah tidak bisa lagi diambil gula darinya) digunakan untuk makanan ternak dan dengan itu terbentuklah gula putih yang kemudian disaring ke dalam tingkat kualitas tertentu untuk kemudian dijual.Daftar pabrik gula di Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pabrik gula partikulir dan milik negara di Indonesia mulai bermunculan setelah dimulainya era liberalisme di masa penjajahan Hindia-Belanda
(1870), dengan diperkenalkannya Hak Sewa Tanah untuk penggunaan selama
70 tahun. Sebelumnya, telah berdiri sejumlah pabrik gula sederhana untuk
mengolah panenan tebu, yang termasuk dalam komoditi yang diikutsertakan
dalam program Cultuurstelsel.
- PG Asembagus Situbondo Jawa Timur, (lokasi)
- PG Bandjaratma Brebes Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Bone (Arasoe) Bone Sulawesi Selatan[1]
- PG Bantul, Kabupaten Bantul, Yogyakarta
- PG Camming Bone Sulawesi Selatan[1]
- PG Candi Sidoarjo Jawa Timur, (lokasi)
- PG Ceper Baru Klaten Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Cepiring Kendal Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Cinta Manis, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan, (lokasi sementara)
- PT Gunung Madu Plantations, Lampung Tengah, Lampung, (lokasi)
- PT Pemuka Sakti Manisindah, Way Kanan, Lampung
- PT Sugar Group Companies, Tulang Bawang, Lampung
- PG Colomadu Karanganyar Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Cukir (Tjoekir) Cukir, Diwek, Jombang, Jawa Timur, (lokasi)
- PG De Maas, Besuki, Situbondo, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Gempol Palimanan, (lokasi)
- PG Gempolkerep Mojokerto, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Gending, Probolinggo, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Gondang Baru, Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Gondang Lipuro, Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Yogyakarta
- PG Jatibarang Brebes, Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Jatiwangi, Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, (lokasi)
- PG Jatitujuh Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, (lokasi)
- PG Jombang Baru Jombang, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Kadhipaten, Kadipaten, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, (lokasi)
- PG Kalibagor Banyumas, Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Kanigoro Madiun, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Karangsuwung, Karangsuwung, Karangsembung, Cirebon, Jawa Barat, (lokasi)
- PG Kebon Agung, Malang, Jawa Timur, (lokasi), [1]
- PG Kedaton, Pleret, Kabupaten Bantul, Yogyakarta
- PG Kedawung, Pasuruan, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Kersana
- PG Ketanggungan Barat/PG Tersana II, Brebes, Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Krian, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Krebet Baru 1, Malang, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Krebet Baru 2, Malang, Jawa Timur
- PG Lestari, Nganjuk Jawa Timur, (lokasi)
- PG Madukismo Bantul Yogyakarta, (lokasi)
- PG Merican Kediri Jawa Timur, (lokasi)
- PG Mojopanggung, Tulungagung, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Mojo, Sragen, Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Mojodikota
- PG Ngadirejo Kediri, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Olean, Situbondo, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Pandji, Situbondo, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Pagottan, Madiun, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Pajarakan, Probolinggo, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Pakis Baru Pati Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Pangka, Tegal Jawa Tengah, (lokasi), [2]
- PG Pesantren Baru, Pesantren, Kota Kediri, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Prajekan, Bondowoso, (lokasi)
- PG Pundong, Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta
- PG Purwodadi (Poerwodadie), Magetan, Jawa Timur
- PG Purwokerto
- PG Rejo Agung, Madiun, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Rejosari, Magetan, Jawa Timur
- PG Rendeng Kudus, Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Semboro, Jember, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Sindanglaut, Jawa Barat, (lokasi)
- PG Sragi, Pekalongan, Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Subang Pasir Bungur Subang, Jawa Barat, (lokasi)
- PG Sudono (Soedhono), Madiun, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Sugarindo Singaparna Jawa Barat, (lokasi)
- PG Sumberharjo
- PG Takalar, Takalar, Sulawesi Selatan, (lokasi)
- PG Tasikmadu Karanganyar Jawa Tengah, (lokasi), [3]
- PG Trangkil, Pati, Jawa Tengah, (lokasi)
- PG Tersana Baru, Cirebon, Jawa Barat, (lokasi)
- PG Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Watutulis, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Wonolangan, Probolinggo, Jawa Timur, (lokasi)
- PG Wringinanom, Situbondo, Jawa Timur, (lokasi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar