Oleh : Jalalludin Basri, SE.
PT. Gunung Madu Plantations Area III.
“
“Tidak akan masuk ke dalam api neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu (yang sudah keluar) kembali ke tempat asalnya.” (HR. tirmidzi)
Diriwayatkan dari Anas
bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa saja yang berdzikir kepada Allah
kemudian mengalir air matanya hingga menetes ke tanah disebabkan rasa takutnya
kepada Allah, niscaya Allah tidak akan menyiksanya pada hari kiamat.'' (HR
Al-Hakim).
Menangis merupakan
sesuatu yang amat sering kita jumpai, bahkan tidak jarang pula kita lakukan.
Menangis merupakan ekspresi seseorang menggambarkan suasana hatinya.
Menangis yang akan
memberikan manfaat kelak di akhirat adalah sebagaimana yang disebutkan oleh
Rasulullah SAW dalam sabdanya di atas, yakni menangis ketika berdzikir
mengingat Allah yang disebabkan karena munculnya rasa takut kepada Allah.
Menangis merupakan
kebiasaan para Nabi dan Rasul serta para ulama. Sedemikian besarnya manfaat
menangis, sampai-sampai Rasulullah SAW memerintahkan bagi yang tidak mampu
menangis karena takut kepada Allah untuk berpura-pura menangis.
Hal ini sebagaimana
beliau ungkapkan pada kesempatan lain.
''Wahai manusia, menangislah! Jika kalian tidak mampu menangis, pura-puralah kalian menangis. Karena sesungguhnya penduduk neraka akan menangis di neraka, hingga air mata tersebut seolah-olah membentuk aliran sungai di wajah mereka.'' (HR Abu Ya'la).
''Wahai manusia, menangislah! Jika kalian tidak mampu menangis, pura-puralah kalian menangis. Karena sesungguhnya penduduk neraka akan menangis di neraka, hingga air mata tersebut seolah-olah membentuk aliran sungai di wajah mereka.'' (HR Abu Ya'la).
Menjelaskan hadis di
atas, adalah sabda beliau lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Al-Tirmidzi dari
Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ''Ada tujuh golongan yang akan
mendapatkan naungan dari Allah pada saat tidak ada naungan kecuali
naungan-Nya.''
Di antara ketujuh
golongan tersebut, Rasulullah SAW menyebutkan salah satunya adalah seseorang
yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sunyi tiba-tiba meneteslah air
matanya.
Hadis ini menjelaskan
hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Thabrani, yakni menangis yang menimbulkan
rasa takut kepada Allah ketika berdzikir dilakukan dalam keadaan yang sunyi.
Dalam arti tidak ada orang yang melihatnya.
Menangis dalam
kesunyian lebih memungkinkan untuk timbulnya keikhlasan dalam diri orang
tersebut. Lain halnya jika menangis di tengah keramaian. Boleh jadi menangis itu
bukan karena dorongan rasa takut kepada Allah, tapi terbawa suasana dan
perasaan tidak enak bila tidak menangis.
Menangisnya para Nabi
dan Rasul serta para ulama benar-benar karena rasa takut mereka kepada Allah
SWT. Bukan tangisan yang disebabkan oleh lantunan musik mendayu-dayu, bukan
pula perkataan seseorang yang menjadikan mereka sedih. Bisakah kita menangis
karena rasa takut kepada Allah?
Wallahu a'lam bish shawab.
Wallahu a'lam bish shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar